KLB Berkeadilan, Kerinci Mau Dibawa Kemana? Catatan: Gafar Uyub Depati Intan

Menuju Pembangunan Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, dengan Visi Kerinci Lebih Baik sejak periode pertama DR. H Adirozal, MSi menjabat Bupati Kerinci 2014 – 2019 berpasangan dengan Zainal Abidin (Azan), selama lima tahun arah pelaksanaan pembangunan lebih focus nyaris tidak ada yang menonjol, ternyata yang lebih focus bagi-bagi kue pembangunan dengan tim sukses, dan dugaan penerimaan fee yang kental berbau KKN (kolusi, korupsi dan nepotisme) dengan keluarga dan koleha-kolehanya.
Gafar Uyub Depati Intan

Dan selama lima tahun dari 2014-2019 menggantikan posisi H Murasman, mantan Bupati Kerinci, pusat pembangunan ibu Kota Kerinci Bukit Tengah, ternyata tidak mampu diselesaikan Bupati Kerinci Adirozal.

Nasib baik masih berpihak padanya tahun 2018 silam Adirozal kembali ikut bertarung di Pilkada kabupaten Kerinci berpasangan dengan Ami taher, (Adam) “Adirozal-Ami Taher” kembali memenangkan Pilkada Kerinci, kedua-duanya menang di MK (Mahkamah Konstitusi) bukan menang mutlak secara demokratis.

Tapi harus diakui kemampuan Adirozal, membujuk dan meyakinkan masyarakat Kerinci, bahwa Ia akan terus meningkatkan pembangunan lewat program KLB (Kerinci Lebih Baik) dari periode pertama, hingga sekarang periode kedua 2019-2024.

Kini sudah memasuki tahun kedua menjabat Bupati Kerinci, berjalan satu tahun delapan bulan (tahun kedua masa tugasnya), terus menggadang-gadangkan pembangunan Kerinci Lebih Baik Berkeadilan (KLB Berkeadilan), pertanyaan masyarakat Kerinci secara umum dengan Visi-misi KLB Berkeadilan mana dan apa yang dicapai secara professional dan berprestasi secara siqnipikan (dirasakan dan dibanggakan masyarakat) Kerinci secara adil dan berkeadilan.

Pertanyaan sangat mendasar KLB Berkeadilan mau membawa Kerinci kemana. Dan kesan yang ditangkap, nyaris tidak ada peningkatan pembangunan yang menonjol, dan peningkatan DAU (Dana Alokasi Umum) APBD Kabupaten Kerinci, yang terjadi hanya mengelola APBD yang ada, tidak ada penambahan APBD yang mampu menuntaskan pembangunan Kerinci Lebih Baik (KLB), apa lagi berkeadilan.

Jika mau jujur dan dihitung secara benar dan professional, Bupati Adirozal sudah menjabat Bupati Kerinci hampir tujuh tahun jika dilihat Inprastruktur kemajuan yang menonjol nyaris tidak ada, jalan-jalan kabupaten masih banyak yang berlobang hancur dan pembangunannya belum seimbang, Kerinci Hulu, Tengah dan Hilir.

Kegiatan penerapan dana rutin tidak berjalan sebagaimana mestinya, dana di setiap tahunnya diusulkan ke DPRD Kerinci, utuk dibahas, dipertimbangkan untuk disahkan. Setiap tahun dikabulkan kata sumber data di DPRD Kerinci, telah memberikan data ke Lembaga penerbitan Gegeronline dan Ramaonline, Bengkulu.

Demikian juga pemeliharaan Daerah Irigasi (D.I.) se- Kabupaten Kerinci, pemeliharaan rutin hanya terjadi pada beberapa daerah irigasi saja, dan banyak yang belum dipelihara secara rutin disepotong-sepotong daerah irigasi (Spodi-spodi), barang kali Bupati Kerinci hanya mendapat laporan mulus-mulus saja.

Dan nyaris tak pernah melakukan sidak (ispeksi mendadak) sebagai chek and balaiency (seimbang) antara laporan diatas kertas dan kenyataan fisik dilapangan, yang sebenarnya dibawah tanggungjawab langsung Kepala Bidang Sumber daya Air (SDA) atau Pengairan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Kerinci.

Hal yang sama juga terjadi di Bidang Bina Marga (BM), sudah seharusnya monitoring secara diam-diam dilakukan atau operasi senyap (Osnyap), kalau peninjauan (monitoring) dilakukan dalam kunjungan resmi bupati, selalu ditunjukkan kedaerah rapi dan bagus.

Lalu disiarkan oleh Bidang Hbungan Masyarakat/ Protokuler (Humas) beritanya tetap bagus dan menonjol keberhasilannya. Sementara yang berlokasi jauh dan sulit terjangkau, dibiarkan menahun tanpa pemeliharaan, inilah agakny Bupati Kerinci Adirozal, perlu tahu. Bukan berarti tidak mempercayai kinerja bawahan dan jajarannya.

Demikian juga disektor pembangunan ekonomi, disektor ekonomi yang menonjol bertahannya masyarakat Kerinci sebagai petani yang ulet, bekerja keras (mengadu tulang) berladang (kebun), yang turun temurun sejak nenek moyang mereka ratusan tahun silam.
Menanam Kayu Manis (Cassiavera), Kopi, Kentang, Bersawah, Sayur mayur, Bukan keberhasilan Bupati Adirozal, melakukan pembinaan dan memberi modal kerja yang cukup. Ini fakta kekuatan kemandirian masyarakat Kerinci, bertani.
Kendati sejak periode pertama Adirozal menjabat Bupati Kerinci 2014 silam hingga kini, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kerinci, adik kandungnya Adirozal.
Seharusnya menunjukkan kinerja berprestasi, boleh saja nepotism dalam menempatkan Aparatur Sipil Negara (ASN), sebagai pembantu tugas Bupati/ kepala daerah, tapi Nepotisprestasi.
Bukan sekedar memanfaatkan jabatan bupati, karena saudara atau tim sukses saat pilkada berlangsung. Tapi keahlian, kemampuan, kejujuran, danb komitmen membangun ekonomi masyarakat dari sektor Pertanian. Tidak hanya batas mampu memberikan bantuan pada kelompok tani? Tapi mampu menjawab terjadi peningkatan produksi secara nyata ditengah masyarakat, Kerinci.
Karena teori dalam program sering bertolak belakang dengan hasil murni yang dicapai ribuan petani diladang dan kebun. Karena rencana kerja yang baik, tanpa pengawasan dan pelaksanaan yang benar, akan mengaburkan tujuan yang sebenarnya.
Jika kita datang ke Kerinci, dan melakukan Investigasi reporting keladang-ladang kelompok Tani, mulai dari penanaman Kopi Rabusta, Tanaman Surian, Kentang, Singon dan tanaman keras lainnya sulit ditemukan mana yang disebut berhasil?.
Pertanyaannya ditanam apa tidak? Jika ditanam, diawasi atau tidak? Dan atau sekedar memenuhi jadwal, bahwa kelompok tani memang ada dan uang telah diberikan, namun tidak terealisasi penghitungan berapa jumlah produksi yang dicapai?
Dalam ilmupengawasan dan praktiknya, jika rencana semula tidak sesuai realisasinya berarti terdapat ketidak beresan dalam pelaksanaannya, bisa terjadi di tingkat dinas dan atau semata kesalahan kelompok tani yang tidak memanfaatkan bantuan secara benar. Jika dilakukan pengawasan secara benar, akan ditemukan titik masalah kerawanannya. ( gci/ *** )

Pos terkait