Rama Online.com, BENGKULU UTARA – Situasi politik di Bengkulu Utara, menjelang Pemilihan kepala Daerah (Pilkada) seretak pada 20 September 2020, masih terkesan adem. Bagaimana tidak, tidak satupun tokoh ataupun putra daerah di Bengkulu Utara ini, yang muncul ke permukaan menyatakan keseriusan untuk menantang Petanaha yakni Mi’an menjadi calon Bupati Bengkulu Utara. Hal ini disampaikan Ketua DPD Partai Perindo Bengkulu Utara yang sangat prihatin, Mi’an tidak memiliki penantang.
“Di bumi Ratu Samban ini, banyak sekali tokoh ataupun putra daerah yang dinilai layak dan mumpuni memimpin daerah ini, untuk memajukan Bengkulu Utara. Namun sayang, hingga saat ini yang sudah menghitung waktu menjelang Pilkada, tidak ada satupun yang berani menantang incumbent,” ujar Asmadi selaku Ketua DPD Partai Perindo Bengkulu Utara.
Ia pun menegaskan, nekat berani mengatakan hal demikian. Mengingat, selama kepemimpinan Ir. Mi’an dalam memimpin Bengkulu Utara ini, sangat banyak sekali keluhan masyarakat di Bengkulu Utara ini. Terutama, masyarakat yang berada di wilayah Dapil I, II dan III. Kendati banyak pembangunan yang sudah dilaksanakannya, namun banyaknya pembangunan yang terlaksana tersebut, menjadi pertanyaan apakah selesai smeua dan bermanfaat bagi masyarakat. Tentunyam, inilah yang harus dipertanyakan. Seperti contoh ditegaskan Asmadi, pembangunan proyek bendungan Sengkuang, yang mana manfaat bagi masyarakat, justru hanya merugikan masyarakat yang nilai uang negara yang dihabiskan mencapai milyaran rupiah. Pembangunan ini pun bukannya membawa dampak baik bagi masyarakat, justru merugikan petani yang mana sawah-swah banyak terjun bebas lantaran tergerus air sungai, kemudian janji melanjutkan pembangunan inipun hingga masa jabatannya hampir selesai tidak kunjung terealisasi.
“Penilaian sangat layak tersebut, bukan cuma ucapan saja. Karena mereka semua (Tokoh,red) secara kualitas dan kuantitas maupun elektabilitas masih ditunggu-tunggu masyarakat di bumi Ratu Samban ini, khususnya masyarakat akar rumput yang mengharapkan perubahan di Bengkulu Utara ini. Dimana, pembangunan di BU ini dinilai tidak merata atau pembangunan sejak masa kepemimpinan Mi’an dan Arie, tidak balance,” tandasnya.
Asmadi pun mengakui, sebagai masyarakat yang sudah berada di Bengkulu Utara ini cukup lama, dna mengenal seluk beluk daerah ini, sangat prohatin dengan kondisi ini. Ia pun mengaku sangat kecewa, dengan tokoh-tokoh yang dinilai hanya besar omongan saja. Ia pun mempertanyakan, dimana tokoh-tokoh Bengkulu Utara ini, yang berani maju pada Pilkada ini, untuk menantang Petahan. Jika seperti ini, ia pun yakin akan sulit mengalahkan Petahan jika putra daerah ini saja, tidak sanggup melawan Mi’an.
“Saya sebutkan satu persatu tokoh-tokoh putra daerah, yang hingga saat ini tidak ada yang berani menantang Petahana. Gunadi, Yurman Hamedi, prof Dr. Juanda, Dr. Halilul Khairi, H Hermansyah Burhan, Herlayanto Hazadin, Arie Septia Adinata, Buyung Satria, Pitra Martin bahkan Diyah Nurwiyanti Agusrin hingga Emilia Puspita yang biasa disapa Ita Jamil ini, dinilai sangat layak menantang incumbent. Namun sejauh ini, hanya Pitra Martin yang keseriusannya dipertanyakan dan, Ita Jamil yang berani mencoba muncul ke permukaan. Lalu yang lainnya mana?,” papar politikus partai besutan Harry Tanoe Soedibyo ini.
Dengan adanya hal ini, menjadi penilaian tersendiri dan masyarakat bertanya-tanya. Ada apa dengan para tokoh dan putra daerah Bengkulu Utara ini. Apakah, hanya akan menjadi penonton?.
“Pertanyaan singkat kami dengan kondisi politik di Bengkulu Utara saat ini, seperti sekarang ini kemana dan dimana mereka sekarang ini?. Apakah hanya akan jadi penonton?, atau mungkin bisa jadi membuat pergerakan menyikapi pernyataan saya ini,” tukasnya.
Sejauh ini, menurut salah satu organisasi masyarakat yang juga merupakan putra daerah, yang tidak tinggal diam menyikapi kondisi politik saat ini, menyatakan hasil survey, lapisan masyarakat masih menunggu lawan incumbent, seperti halnya tokoh-tokoh dan putra daerah yang disebutkan. Masyarakat berdasarkan survei, mengharapkan pengganti Mi’an pada kepemimpinan di Bengkulu Utara untuk periode selanjutnya. Mengingat, banyaknya keluhan terhadap kondisi pembangunan saat ini menjadi salah satu alasan agar Bengkulu Utara dipimpin oleh pemimpin baru.
“Banyak masyarakat mengharapkan kepemimpinan di Bengkulu Utara ini diganti, karena senjangnya pembangunan, yang tidak berazaskan manfaat. lalu, siapakah calon yang berani menantang Mi’an ini?,” singkatnya.
Disisi lain, melihat kondisi politik ini juga, Serandi Akal yang merupakan tokoh pemuda yang juga merupakan tokoh Pemuda Pancasila, juga sangat menyayangkan kondisi ini. Ia pun menilai, saat ini rumor yang dihembuskan di tengah-tengah masyarakat menengah, bahwa Petahan adalah calon kuat yang memiliki semuanya, tanpa ada hal yang bisa dibantah. Opini ini pun harusnya menjadi sorotan, karena masyarakat saat ini selalu digiring dengan kalangan tertentu agar tertuju kepada incumbent.
“Dan ini menurut saya dapat terbantahkan, jika adanya tokoh yang menyatakan sikap untuk serius maju. Karena persoalannya akan berbeda,” tutupnya.(Redaksi)